Minggu, 23 April 2017

Harapan pribadi untuk Bangsa Indonesia lebih baik

Harapan adalah suatu impian yang ingin kita capai. Dalam dunia ini semua orang pasti memiliki harapan dan ingin mencapainya. Dari harapan itu kita akan berusaha untuk mencapainya. Harapan juga membuat hidup ini lebih terarah karna kita mempunyai tujuan yang ingin di capai. Sukses atau tidaknya sebuah harapan yang kita punya itu semua tergantung bagaimana cara kita untuk mendapatkannya. Setiap orang mempunyai harapan yang berbeda-beda tergantung dari pengetahuan, wawasan, pengalaman dan juga pola pikir seseorang mengenai harapan yang ingin ia capai.
Pada umumnya setiap orang memiliki harapan yang sama yaitu ingin hidup yang lebih baik dimasa yang akan datang. Begitu juga saya, saya ingin menceritakan sedikit harapan saya disini untuk bangsa Indonesia agar supaya lebih baik.

Indonesia  ke depan harus lebih baik dari sekarang. Harus mampu memecahkan permasalahan saat ini menuju pada kehidupan yang lebih baik. Inilah harapan yang digantungkan pada pemerintah untuk saat ini, rakyat menanti terwujudnya harapan ini. Semoga pemerintah dapat menggapainya. Banyak permasalahan yang dihadapi namun tersimpul dalam satu permasalahan yaitu masalah kebodohan dan kemiskinan. Sebagian besar bangsa ini tergolong kelompok bangsa yang bodoh dalam pengertian luas. Tidak sekadar pendidikan formal saja.         

Dengan kebodohan tidak ada yang dapat dijadikan stimulus dalam menggerakan ekonomi. Akibat dari kebodohan dan kemiskinan, semua fungsi bekerja dengan sifat ketradisionalannya, efisiensi pun rendah sehingga bangsa ini tetap saja miskin. Oleh sebab itu, untuk masa mendatang, kebodohan dan kemiskinan harus diatasi bagi mendorong kesejahteraan. 

Dengan kebodohan, kemiskinan dan ketradisionalannya maka bangsa ini tidak mampu memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki secara optimal sehingga banyak potensi ekonomi yang terbiarkan terbengkalai. Dengan kondisi seperti itu, bangsa ini selalu mengambil jalan pintas agar potensi dapat dikerjakan/dimanfaatkan oleh pihak lain, yang memiliki kemampuan lebih.

Jalan pintas seperti ini tidak baik untuk Indonesia masa depan. Tidak muncul rasa tanggung jawab untuk mempertahankan potensi itu menjadi milik anak bangsa secara utuh. Sebagian potensi telah berada di tangan investor asing. Upaya mencoba dan percaya diri hampir tidak ada sehingga perekonomian menjadi tidak bergerak.           

Tangan anak bangsa tidak mampu mengolah semua potensi ekonomi yang ada sehingga perekonomian berjalan tidak optimal dan terjadilah pengangguran. Betapa sumberdaya alam terbengkalai tidak disentuh, betapa sumberdaya manusia dibiarkan bermalas malas tanpa dimotivasi, betapa modal yan        g ada disimpan menjadi idle, betapa teknologi hanya dipakai untuk kebutuhan yang tidak produktif.      

Apa yang dapat diharapkan dengan kondisi seperti ini, terkecuali kembali ke sifat tradisional, pasrah dan mengambil jalan pintas, menyerahkan potensi itu digarap oleh bangsa lain. Bangsa menjadi tidak dinamis , berpikir jangka pendek serta bersifat konsumtif. Bangsa yang tingkat kesejahteraannya rendah cenderung memiliki karakter hidup seperti ini.       

Inilah tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yang harus diselesaikan agar bangsa ini tidak berjalan mundur di tengah kemajuan bangsa bangsa lainnya. Menuju pada kehidupan yang lebih baik bisa terwujud jika ada upaya untuk menggerakan perekonomian sehingga terasa ada peningkatan dalam PDRB.          

Ada upaya untuk menekan tingkat pengangguran, menaikkan pendapatan perkapita anak bangsa melalui pemanfaatan potensi ekonomi secara optimal. Kita berdosa untuk meninabobokan anak bangsa dengan memberikan berbagai fasilitas kehidupan yang tidak bersifat produktif sehingga mereka menjadi malas dan pasrah tidak kreatif.           

Bangsa ini harus dibangun untuk kepentingan masa depan. Jika pemerintah hanya bekerja untuk menyelesaikan masalah sesaat, berjangka pendek seharusnyalah diubah menjadi yang berjangka panjang dan produktif.  

Biarkan bangsa ini hidup dalam kesulitan mengikuti perkembangannya pada saat ini sepanjang kehidupan anak cucu cemerlang pada masa mendatang. Inilah prinsip yang harus dipegang, yang dianggap rasional bagi membangun sebuah bangsa. Untuk masa mendatang, untuk mencapai harapan masa depan kiranya pemerintah dapat meninjau kembali pada kebijakan fiskal, kebijakan moneter maupun kebijakan ekonomi luar negeri yang selama ini dijadikan pegangan kerja pemerintah.   

Selama ini kita melihat, bagaimana suatu kebijakan fiskal yang tidak mampu menggerakan ekonomi nasional, bagaimana kita melihat kebijakan moneter yang hanya terpaku untuk kepentingan moneter saja tanpa memperhatikan gerak pembangunan ekonomi nasional dan bagaimana dengan kebijakan ekonomi luar negeri yang menjadikan negara ini sebagai pasar dari barang barang impor dan menjadikan negara ini sebagai lahan usaha investor luar negeri.

Secara nyata, hal tersebut terus berjalan dan yang akan membikin kita gusar pada kehidupan anak cucu bangsa masa depan. Untuk masa depan pemerintah pun harus memperbanyak pembangunan infrastruktur yang berguna bagi mendorong kegiatan ekonomi nasional, yang proses pembangunannya mempergunakan potensi yang dimiliki seperti proyek Suramadu dan Tol Cipularang.          

Betapa kedua proyek ini, sejak dari tenaga kerja sampai semen, besi dan tenaga ahli lainnya mempergunakan apa yang dimiliki oleh bangsa ini dan pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan ekonomi nasional secara keseluruhannya. Ia berpengaruh ke belakang (backward linkage) dan ke depan (forward linkage).

Banyak proyek yang tumbuh ataupun berkembang dari kehadiran kedua proyek ini, yang menyangkut pada material/bahan/manusia yang terlibat di dalam pembuatannya. Proyek seperti inilah yang hendaknya menjadi pilihan pemerintah untuk masa lima tahun ke depan, bagi membangun masa depan bangsa ini, bagi meningkatkan PDRB, memperbanyak lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan dan daya beli.         

Untuk masa depan hendaknya pemerintah pun tidak terlalu berbaik hati kepada pemerintah daerah dengan mengalirkan dana ke daerah secara berlebihan. Pemerintah harus jeli bahwa ketidakefisienan penggunaan dana pembangunan berada di daerah.        

Mereka belum terbiasa bekerja dengan anggaran yang ketat sehingga dana itu terpergunakan untuk hal hal yang tidak /kurang produktif. Sebetulnya kemubaziran dana itu ada pada pemerintah daerah jika kita mau melihat dari kemampuan aparatnya dan tanggung jawab aparat terhadap penggunaan dana pembangunan.       

Kita yakin banyak pemerintah daerah yang baik, produktif dan efisien namun jumlah yang sebaliknya jauh lebih banyak lagi. Oleh sebab itu pengucuran dana ke daerah harus melalui prasyarat ketat agar hasil pajak itu tidak terbuang percuma.      

Jangan sampai wajib pajak tidak melihat hasil sumbangannya kepada negara ini. Biarkan mereka (pemerintah daerah) bekerja sesuai dengan kemampuannya, sesuai dengan proposal yang mereka ajukan saat mereka meminta untuk memiliki pemerintah daerah yang sifatnya otonom.

Untuk masa depan hendak, pemerintah dapat mensinkronisasikan dan mensinergikan kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan ekonomi luar negeri secara tepat, dengan satu niat membangun ekonomi bangsa untuk masa depan.

Jangan terlalu kaku dengan kebijakan deficit spending sepanjang itu dipergunakan untuk hal yang produktif, jangan hanya berpikir untuk menekan tingkat inflasi jika akibatnya pembangunan berjalan tidak lancar, jangan hanya mengandalkan pada kekuatan ekonomi luar negeri saja karena di dalam negeri kekuatan itu juga ada.       

Memikirkan masa depan sangatlah strategis jika dilihat pada persaingan antarbangsa yang semakin ketat, kebutuhan bangsa (demand) yang semakin banyak dan melebar/ bervariasi, tantangan yang semakin kuat serta sumberdaya alam dan lingkungan yang semakin terdegradasi. Itulah sedikit harapan dari saya untuk bangsa Indonesia yang lebih baik,semoga dengan adanya ini bapak presiden bisa melihat dan membaca sehingga dapat terealisasinya harapan saya ini.Terimakasih…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar