Penikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara Pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya,
maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula.
Pengesahan
secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang
mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara Pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk melakukan upacara
berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga.Pria dan wanita yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah
upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan
perkawinan.
Ngomong-ngomong
apakah kamu familiar dengan prosesi pernikahan adat jawa? Jika kamu tinggal
di Jawa, tentu familiar dengan janur kuning melengkung yang berada di
depan rumah si wanita. Janur ini bermakna seperti papan reklame, semacam
siaran untuk memberitahu masyarakat luas kalau ada pesta acara pernikahan. Tata
cara prosesi pernikahan adat jawa yang sebenarnya dapat berlangsung lebih dari
satu hari. Bahkan, pada zaman dahulu pesta acara pernikahan bisa sampai 7 hari
karena adanya pertunjukan wayang. Nah, kali ini saya akan membahas dulu tata
cara prosesi pernikahan adat jawa. Siapa tahu keluarga calon
pasangan kamu termasuk yang memegang teguh adat istiadat. Budaya
tanah jawa memang menyimpan sejuta keindahan dan keagungan yang tetap dipegang
teguh oleh masyarakatnya.Hal ini dapat kita lihat dalam prosesi upacara pernikahan
yang penuh makna dan khas. Beragam tradisi dan tata cara pernikahan menjadi
bagian dari adat masing-masing daerah. Berikut ini tahapan tata cara prosesi
pernikahan adat jawa yang umum dilakukan oleh masyarakat jawa tengah
dan sekitarnya, yang kami jabarkan dalam 5 tahap.
Tahap 1 (Prosesi Pembicaraan)
Tahapan ini intinya
mencakup tahap pembicaraan pertama hingga acara melamar.
a.
Congkog
Seorang perwakilan
diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon
besan yang putrinya akan dilamar. Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status
calon mempelai wanita, apakah masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat.
b. Salar
Jawaban pada acara
Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang
wali, baik oleh wali yang pertama atau orang lain.
c.
Nontoni
Setelah lampu hijau
diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga
besar beserta calon mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita
untuk saling “dipertontonkan”.
Dalam acara ini orang
tua bisa melihat kepribadian, fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya
dari si calon menantunya.
d.
Nglamar
Utusan dari orang tua
calon mempelai pria datang melamar pada hari yang sudah disepakati. Biasanya
sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian
upacara pernikahan.
Tahap 2 (Prosesi Kesaksian)
Setelah melalui prosesi
pembicaraan, selanjutnya dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan
pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga atau sesepuh.
a.
Srah-srahan
Penyerahan seperangkat
perlengkapan sarana untuk melancarkan penyelenggaraan acara sampai acara
selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna
mendalam diluar dari materinya sendiri, yakni berupa cincin, seperangkat
pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih , buah-buahan dan
uang.
Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai
dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin.
Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga
mempelai wanita.
Paseksen
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah
mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi
saksi secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang
dinamakan Tembaga Miring (berupa uang dari pihak calon besan).
Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya
melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal dan bulan
yang baik atau kesepakatan dari kedua keluarga pengantin saja.
Tahap 3 (Prosesi Siaga)
Pembentukan panitia dan
pelaksana kegiatan yang melibatkan para sesepuh atau sanak saudara.
a.
Sedhahan
Mencakup pembuatan
sampai pembagian surat undangan pernikahan.
b.
Kumbakarnan
Pertemuan untuk
membentuk panitia pesta pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga,
tetangga dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia
dan para pelaksananya.
c.
Jenggolan atau Jonggolan
Calon pengantin melapor
ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakan atau tandhan,
yang mempunyai arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan
sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan
pernikahan.
Tahap 4 (Prosesi Upacara)
Biasanya sehari sebelum
acara pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orang tua wanita dihias
dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), terdiri dari pohon pisang,
buah pisang, buah kelapa, tebu dan daun beringin yang mempunyai makna agar
pasangan mempelai hidup baik dan bahagia dimana saja.
Pasangan mempelai
saling cinta satu sama lain dan akan merawat keluarga mereka. Dekorasi pernikahan
lainnya yang disiapkan adalah kembang mayang, yakni suatu karangan bunga yang
terdiri dari sebatang pohon pisang dan daun pohon kelapa.
a.
Pasang Tratag dan Tarub
Tanda resmi bahwa akan
ada hajatan mantu kepada masyarakat. Tarubberarti hiasan dari janur
kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di
sisi tratag dan ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi acara
agar terlihat meriah.
Jika ingin dilengkapi,
boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan dengan sajian makanan
nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, apem dan kolak ketan.
b. Kembar
Mayang
Sering disebut Sekar
Kalpataru Dewandaru, sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini
biasa menghiasi panti atau asasana wiwarayang dipakai dalam
acara panebusing kembar mayangdan
upacara adat panggih.
Jika acara telah
selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan,
sungai atau laut agar kedua pengantin selalu ingat asal muasalnya.
c. Pasang
Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau
tumbuh-tumbuhan sebagai lambang isi alam semesta dan mempunyai arti tersendiri
dalam budaya jawa dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat
pernikahan.
d.
Siraman
Upacara Siraman
mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat
membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin.
Urutan tahapannya yaitu
calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka
(calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram
oleh pinisepuh, orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk.
Terakhir, calon
pengantin disiram air kendi oleh ibu bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun
ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon” dan kendi kosongnya
dipecahkan ke lantai.
e. Adol
Dhawet (Jual dawet)
Setelah acara siraman,
dilaksanakan acara jual dawet. Penjualnya adalah ibu calon mempelai
wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita. Pembelinya yaitu para
tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.
f. Paes
Upacara menghilangkan
rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajah calon
pengantin bercahaya, lalu merias wajahnya. Paes sendiri melambangkan harapan
kedudukan yang luhur diapit lambing ibu bapak dan keturunan.
g.
Midodareni
Upacara adat Midodaren
berarti menjadikan sang mempelai wanita secantik Dewi Widodari. Orang tua
mempelai wanita akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai
besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.
h.
Selametan
Berdoa bersama untuk
memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah.
i.
Nyantri atau Nyatrik
Upacara penyerahan dan
penerimaan dengan ditandai datangnya calon mempelai pria berserta pengiringnya.
Dalam prosesi acara
pernikahan ini calon mempelai pria mohon diijabkan, atau jika acara ijab
diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan
sanak saudara terdekat di tempat penganttn pria.
Jika ada kakak wanita
yang dilangkahi, acara penting lainnya yakni pemberian restu dan hadiah yang
disesuaikan kemampuan pengantin dalam Plangkahan.
Tahap 5 (Prosesi Puncak dari Rangkaian Upacara dan
Merupakan Inti Resepsi)
a.
Upacara Ijab Qobul
Sebagai prosesi pertama
pada puncak resepsi ini adalah pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan pihak
penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan sah, maka kedua
pengantin telah resmi menjadi sepasang suami istri.
b.
Upacara Panggih
Setelah upacara ijab
qobul selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:
• Liron kembar
mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan
bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
• Gantal atau
lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan
tersebut.
• Ngidak
endhog atau mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau
dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin
telah pecah pamornya.
• Minum air degan (air
buah kelapa) yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani dan dilanjutkan
dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga mereka
bisa berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.
• Masuk ke pasangan
mempunyai arti pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan
kewajiban.
• Sindur yakni
menyampirkan kain (sindur) ke pundak mempelai dan menuntun mempelai pengantin
ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi
segala tantangan hidup.
Setelah upacara
panggih, kedua pengantin diantar duduk di sasana riengga. Setelah
itu, acara pun dilanjutkan.
• Timbangan atau
kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah
mengukur keseimbangan masing-masing mempelai.
• Kacar-kucur dilaksanakan
dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa
uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab
memberi nafkah kepada keluarga.
• Dulangan atau
kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih
pasangan pria dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yakni tutur
adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) disimbolkan dengan sembilan
tumpeng.
c.
Upacara Babak Kawah
Upacara ini khusus
untuk keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai
dengan membagi harta benda seperti uang receh, umbi-umbian, beras kuning dan
lainnya.
d.
Tumplek Punjen
Numplak artinya
menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu. Makna
dari Tumplek Punjen yakni telah lepas semua darma orang tua kepada anak. Tata
cara ini dilakukan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua
anaknya telah menikah.
e.
Sungkeman
Sebagai ungkapan bakti
kepada orang tua serta memohon doa restu.
f. Kirab
Istilah yang digunakan
untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan tempat duduknya untuk
berganti pakaian.
Demikianlah tahapan
tata cara prosesi pernikahan adat jawa lengkap yang penuh makna dan khas.